Minggu, 11 Oktober 2015

JENIS-JENIS KALIMAT TUNGGAL DAN KALIMAT MAJEMUK

TUGAS KEBAHASAAN
JENIS-JENIS KALIMAT TUNGGAL DAN KALIMAT  MAJEMUK


OLEH :



1.NUR PITRI RAHMA
2.PESTARIA SAMOSIR
3.RISKY SYAHPUTRI
4.URAI SRI RAMDANIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASA
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
T.A 2014/2015



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Kalimat merupakan primadona dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan  karena dengan perantaraan kalimatlah seorang guru atau dosen dapat menyampaikan maksud secara lengkap dan jelas. Satuan bentuk bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada  kalimat adalah kata (mis.tidak ) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kata dan frasa tidak dapat mengungkapkan suatu maksud secara lengkap dan jelas, kecuali jika kata dan frasa itu sedang berperan dalam kalimat minor atau merupakan jawaban sebuah pernyataan. Untuk dapat berkalimat dengan baik perlu kita pahami terlebih dahulu sturuktur dasar suatu kalimat.
            Kalimat ialah satuan gramatik yang di batasi oleh ada nya jeda panjang yang di sertai nada akhir turun atau naik. Kalimat ditentukan berdasarkan arti sebagai susunan kata-kata yang menyatakan sesuatu maksud,perasaan,atau buah pikiran. Fungsi-fungsi unsur kalimat juga ditentukan berdasarkan arti. Subjek dijelaskan sebagai hal atau sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dan predikat dijelaskan sebagai unsur kalimat yang membicarakan subjek. Objek dijelaskan sebagai unsur kalimat yang menderita akibat tindakan yang tersebut pada predikat, dan keterangan pada predikat. Hal ini berkaitan dengan pembahasan tentang kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
Kalimat juga merupakan satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.
1.2  Rumusan Masalah
·         Apa yang dimaksud dengan kalimat ?
·         Apa saja unsur yang menyusun kalimat ?
·         Apa yang dimaksud dengan kalimat tunggal dan kalimat majemuk ?
·         Apa saja contoh kalimat tunggal dan kalimat majemuk ?

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan tentang kalimat yang baik dan benar menurut kaidah Bahasa Indonesia dan di harapkan dapat bermanfaat bagi pembacanya.









BAB II
PEMBAHASAN
            Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa pembentuknya,(b) fungsi isinya,(c) kelengkapan unsurnya, (d) susunan subjek dan predikatnya,dan (e) sifat hubungan aktor-aksi. Pada pembahasan kali ini kami akan membahas jenis kalimat menurut jumlah klausa.
2.1  Jenis Kalimat menurut Jumlah Klausanya
Menurut jumlah klausa pembentuknya,kalimat dapat dibentuk atas dua macam,yaitu (1) kalimat tunggal dan (2) kalimat majemuk.
2.1.1        Kalimat Tunggal
Kalimat Tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa bebas. Hal itu berarti hanya ada satu P di dalam kalimat tunggal. Unsure P adalah sebagai penanda klausa. Unsur S dan P memang selalu wajib hadir dalam setiap kalimat . Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsure yang melengkapi itu di hadirkan.
            Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya, kalimat tunggal dapat dipilah menjadi empat macam yang diberi nama atau label tambahan sesuai jenis kata atau frasanya, yaitu :
a.       Kalimat Nominal
Kalimat nominal merupakan kalimat yang predikatnya berupa kata benda. Kalimat Nominal yaitu kalimat yang berpredikat bukan kata kerja, melainkan berjenis kata benda, kata sifat, kata bilangan, kata ganti, atau kata keterangan.
Susunan dari kalimat ini yaitu terdiri dari sama dengan kalimat verbal S + P ( Subyek dan Prediakat ) namun kalimat ini harus terdapat syarat :
  • Subyek  : berisi kata benda ( orang, hewan , tumbuhan dll )
  • Predikat  : berisi bukan kata kerja melainkan berjenis kata benda, kata sifat, kata bilangan, kata ganti, atau kata keterangan.
Serta bisa ditambahkan
  • Obyek  : buku, jam, pensil dll
  • Keterangan waktu  : 3 jam yang lalu, minggu kemarin, besok dll
  • Keterangan tempat  : di sekolah, mushola , lapangan dll
Contoh :
  • Ibu saya adalah seorang guru ( S+P <kata keterangan> )
  • Rumah itu besar sekali
  • Hape kamu bagus sekali
  • Itu meja guru.
b.      Kalimat Adjektiva
Kalimat adjektiva merupakan kalimat yang Predikatnya berupa kata sifat.
Contoh :
·         Guru itu sangat ramah
·         Rumahnya megah sekali
·         Kakaknya sombong

c.       Kalimat Verbal
Kalimat verbal merupakan kalimat yang memiliki predikat yang berupa kata kerja, bukan nomina maupun adjektiva. Susunan dari kalimat ini yaitu terdiri dari S + P (Subyek dan Predikat) dengan syarat:
  • Subyek: berisi kata benda ( orang, hewan , tumbuhan dll )
  • Predikat: adalah kata kerja ( misalnya membaca, berlari, makan dll )

Serta bisa ditambahkan
  • Obyek  : buku, jam, pensil dll
  • Keterangan waktu  : 3 jam yang lalu, minggu kemarin, besok dll
  • Keterangan tempat  : di sekolah, mushola , lapangan dll
Contoh :
  • Dina tidur ( S + P )
  • Roni membaca buku ( S + P + O )
  • Sinta makan nasi di warung ( S + P + O + Ktempat )
  • Saya belajar Matematika kemari malam ( S + P + O + Kwaktu )
  • Rina berjalan jauh.
d.      Kalimat numeral
Kalimat numeral merupakan kalimat yang predikatnya kata bilangan.
Contoh :
·         Mobilnya dua
·         Yang hadir enam belas orang
·         Kerbaunya tujuh ekor
·         Temannya tiga puluh anak per kelas









2.1.2        Kalimat Majemuk

            Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal. Dengan kata lain kalimat majemuk adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan dua predikat. Kalimat majemuk dibagi menjadi dua bagian yaitu:  
a.       Kalimat Majemuk setara/koordinatif
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok pikiran atau lebih yang kedudukannya setara.Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat,sekurang-kurangnya,dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Konjungtor yang menghubungkan klausa dalam kalimat majemuk setara jumlahnya cukup banyak.Konjungtor itu menunjuk beberapa jenis hubungan dan menjalankan beberapa fungsi. Berikut tabel penghubung klausa dalam kalimat majemuk setara:                         
Jenis Hubungan
Fungsi
Kata Penghubung
1.Penghubung
menyatakan penjumlahan atau gabungan kejadian,kegiatan,peristiwa, dan proses
dan,serta,baik,maupun
2.Pertentangan
bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
tetapi,sedangkan,bukannya,melainkan
3.Pemilihan
menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan
Atau
4.Perurutan
menyatakan kejadian yang berurutan
lalu,kemudian



Contoh kalimat majemuk setara/koordinatif :
1.      Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari.
2.      Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
3.      Sinta cantik,tetapi sombong.
4.      Ia memarkirkan mobil di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.

b. Kalimat Majemuk Bertingkat/Kompleks/Subordinatif      
             
 Kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif yaitu kalimat tunggal yang salah satu jabatannya diperluas membentuk kalimat baru.Dalam kalimat majemuk bertingkat kita mengenal
a.  Induk kalimat (jabatan kalimat yang bersifat tetap atau tidak mengalami perubahan)
b. Anak kalimat (jabatan kalimat yang diperluas membentuk kalimat baru.Anak kalimat ditandai  pemakaian kata penghubung dan bila mendahului induk kalimat dipisah dengan tanda baca koma).
       Berikut tabel jenis hubungan antarklausa,konjungtor,dan fungsinya dalam kalimat majemuk bertingkat.


Jenis Hubungan
Kata Penghubung
a.waktu
sejak,sedari,sewaktu,
sementara,seraya,setelah,sambil,sehabis,sebelum,ketika,tatkala,hingga,sampai
b.syarat
jika(lau),seandainya,
an-daikata,andaikan,asalkan,kalau,apabila,bilaman,manakala
c.tujuan
agar,supaya,untuk,biar
d.konsesif
walau(pun),meski(pun),sekalipun,biar(pun),kendati(pun),sungguh(pun)
e.pembandingan
seperti,bagaikan,laksa-na,sebagaimana,dari-pada,alih-alih,ibarat
f.penyebaban
sebab,karena,oleh karena
g.pengakibatan
sehingga,sampai-sampai,maka
h.cara/alat
dengan,tanpa
i.kemiripan
seolah-olah,akan
j.kenyataan
Padahal
k.penjelasan
Bahwa
l.hasil
Makanya

Contoh kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif :
1.      Agar koperasi unit desa (KUD) berkembang,perlu dipikirkan penciptaan kader-kader yang  tangguh.
2.      Ketika memberikan keterangan,saksi itu meneteskan air mata.
3.      Pembangunan rumah susun itu memerlukan penelitian sebab beberapa unit rumah susun belum berpenghuni.
4.      hujan turun berhari-hari sehingga banjir besar melanda kota itu.
5.      Dengan menurunkan harga beberapa jenis BBM,kita berharap kegiatan ekonomi tidak lesu lagi.
6.      Pengurus lama berjanji bahwa koperasi kita akan memilih pengurus baru.
7.      Tempat itu kotor,makanya dia malas kalau disuruh ke situ.
8.      Dia diam saja seakan-akan tidak tahu kesalahannya.
9.      Semangat belajarnya tetap tinggi meskipun usianya sudah lanjut.
10.  Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.
Menurut jumlah klausa pembentuknya,kalimat dapat dibentuk atas dua macam,yaitu :
1.      Kalimat Tunggal
Macam-macam kalimat tunggal yaitu :
·         Kalimat Nominal
·         Kalimat Adjektiva
·         Kalimat Verbal
·         Kalimat Numeral
2.      Kalimat Majemuk
Macam-macam kalimat majemuk, yaitu :
·         Kalimat Majemuk Setara
·         Kalimat Majemuk Bertingkat



3.2  Saran
Demikianlah makalah yang kami susun mengenai Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan penyusunan makalah berikutnya.



DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, S. Takdir. 1983. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Dian Rakyat.
Ramlan, Prof. Drs. M. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia “SINTAKSIS”. Yogyakarta: CV Karyono.
Surana, F.X., dkk. 1979. Himpunan Materi Tata Bahasa untuk SMP Jilid 2. : Tiga Serangkai.
asfarsyafar.blogspot.com
pintarberbahasa.wodpress.com
www.slideshare.net